Rabu, 01 Agustus 2012

Celoteh, Problematika, Saran, dan Solusi tentang Buka Bersama


Bulan Ramadhan ini merupakan Bulan penuh hikmah dimana setiap minggunya dapat dijadikan sebagai ajang bertemu kembali dengan teman-teman lama. Saat ini umur saya 24 tahun, dimana saya mempunyai beberapa kesatuan teman. Yeap! Mulai dari teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman sekantor, atau bahkan teman-teman di kelompok yang lain. Bulan puasa di Indonesia ini benar-benar tercipta lingkungan yang sangat kondusif untuk kita sebagai umat Islam dalam menjalan ibadah ini. Semua sektor kehidupan mendukung, mulai dari penyesuaian jam kerja, acara-acara di televisi, dan semua hal disetiap sendi kehidupan (tapi bukan berarti kita menjadikan ibadah puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan dan minta dimaklumi).


Let's talk about Buka bersama....


Buka bersama akan sangat sering dilakukan di Bulan Ramadhan ini, namun jangan sampai buka bersama yang semula tujuannya untuk mempererat silahturahim malah menjadikan kita menonjolkan kehedonan. Misalnya buka bersama di restoran yang mahal dan dilakukan setiap minggu. Hal lain yang patut dihindari adalah karena saking asyiknya bertemu kawan lama kita menjadi lupa waktu untuk melakukan sholat maghrib. Hal ini juga seringkali dialami oleh penulis, jadi penulis benar-benar berharap untuk siapapun yang bertemu dengan penulis di waktu buka bersama untuk saling mengingatkan melaksanakan sholat maghrib. Sekali lagi saya tegaskan buka bersama adalah ajang silahturahim bukan ajang berghibah, karena akan sangat sulit mencari topik untuk berbincang dengan teman lama selain ngomongin teman satu sama lain. (bener kan?) *ini juga yang sulit dihindari oleh penulis.

Dalam setiap buka bersama pun memerlukan proses yang panjang (kalo menurut saya). Mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap paling susah adalah tahap perencanaan yakni penentuan tanggal dan tempat. Dalam tahap ini kita akan menemui beberapa kepentingan setiap individu di dalamnya. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan karakter setiap orang yang terlibat di dalamnya. Dalam pemilihan tempat, ada teman yang mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama dengan memaksakan untuk memilih lokasi yang dekat dengan rumahnya, padahal rumahnya jelas-jelas jauh dipinggir kota, dengan alasan  kejauhan.. Ambil di daerah tengah2. Kshan klo temen2 yg rumahnya ujung2 *seperti saya* :D”. Daerah tengah adalah daerah yang tidak menguntungkan semua pihak, dimana banyak teman-teman yang rumahnya berada di daerah dekat sekolah dan hanya dia yang rumahnya jauh dari peradaban. Jika hal ini tidak dituruti maka dia akan marah dan karena dia adalah orang yang berpengaruh maka hasilnya akan dipaksakan sesuai dengan tempat keinginannya dan para undangan yang datang sedikit. Disini dapat dikatakan bahwa rencana akan gagal karena salah pemilihan tempat.Sedikit tips dari saya dalam pemilihan tempat buka bersama adalah carilah tempat yang dekat dengan tempat kalian dipertemukan. Contohnya jika kalian dipertemukan di Sekolah Dasar maka carilah tempat di sekitar Sekolah kalian dahulu, karena selain tempatnya sudah diketahui oleh semua undangan, kalian juga dapat mengingat masa-masa saat bersekolah disana, nostalgia lingkungan sekitar.

Begitu juga dalam pemilihan waktu, ada juga beberapa type teman yang sukanya mengusulkan waktu sesuai dengan jadwalnya dia. Dengan alasan “kalo tanggal segitu aku ga bisa, aku udah ada jadwal lain dengan teman yang lain, diganti minggu depan ajah wis, biar aku bisa ikut”. Dalam hal ini teman-teman sebelumnya sudah menyepakati tanggal sebelumnya, namun hanya karena kepentingan satu orang, mungkinkah kita akan mengubah tanggal? Yeap dapat diprediksi hasil paling buruk jika kita menurutinya adalah penentuan waktu buka bersama telah diubah sesuai dengan “kemauan”-nya namun ternyata pada hari yang dia usulkan, justru dia tidak datang. Hooo... Exactly failed. Sedikit lagi saran dari saya dalam penentuan tanggal, disini kita harus dapat mengakomodir kepentingan beberapa pihak, diperlukan satu orang yang tegas dan bersedia menjadi koordinator dalam penentuan tanggal, carilah tanggal dimana semua orang bisa atau mayoritas. Tanggal yang tepat menurut saya adalah diakhir-akhir Ramadhan dimana banyak teman yang bekerja merantau atau sekolah dikota lain telah kembali ke kampung halamannya. Disitulah kita dapat bertemu dengan teman-teman yang lama tidak menjadi satu kota lagi, jika hanya bertemu dengan teman itu-itu saja, maka akan membosankan.

Adalagi type teman yang penurut, dia akan memasrahkan kepada panitia tanggal dan tempatnya. Jika dia dapat hadir diwaktu yang telah ditentukan dia akan datang, jika tidak dia akan tidak datang dan ikhlas membiarkan acara buka bersama berjalan tanpa kehadirannya. Menurut penulis, teman-teman seperti ini lebih enak daripada teman yang suka memaksakan kehendak, namun ada sisi buruknya adalah teman-teman ini tidak dapat memberikan kepastian atas kehadirannya nanti atau tidak. Silahkan pilih untuk berurusan dengan yang mana, tapi menurutku kedua tipe ini akan selalu ada dalam setiap kelompok pertemanan.

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang menggembirakan, namun akan menjadi tidak gembira jika pada menit-menit terakhir terdapat beberapa teman yang men-cancel kehadirannya. Humm hal itu sering terjadi loh kawan. Saran lagi dari saya adalah, ketika kita menjadi orang yang me-cancel kehadiran, janganlah di waktu yang “detik-detik terakhir” (sumpah kayak menunggu ajal). Apalagi jika buka bersama diadakan di rumah salah satu teman kita, hal itu akan mengecewakan si penyelenggara buka bersama.
Tahap akhir yakni tahap pembayaran saat buka bersama. Akan lebih simple jika buka bersama dilakukan di salah satu rumah teman, maka tahap akhir yang dilakukan adalah bantuan untuk membereskan. Jangan asal pulang begitu saja. Jika dilakukan di restauran maka jangan berharap ada yang ngebayarin, itu sungguh memalukan kawan. Kalian juga perlu memperhatikan anggaran pendapatan dan belanja diri sendiri. Jangan sampai buka bersama membuat kalian bangkrut padahal masih ada hari esok untuk berlebaran kawan.

Sekian celoteh saya atas uneg-uneg tentang buka bersama ini. Mohon maaf jika ada yang tersindir, saya tidak bermaksud memusuhi, disini saya hanya sebagai pengamat yang sedang berpendapat. UUD 1945 masih ada pasal yang menyatakan kebebasan kita untuk berpendapat bukan? Ok, berarti saya tidak melanggar hukum.

Rabu, 20 Juli 2011

the best thing they give to me

Mengawali dari lagu ini. Judulnya “You got growing up to do” yang nyanyi Joshua Radin. Lagu ini pertama kali kudengar waktu nonton film jepang yang original sountracknya full lagu barat.

Diam-diam mendengarkan lagu ini dan meresapinya, lagu ini mengingatkan saya dengan kedua orang tua saya. Abi dan Mama. “the best thing they can give to me, I got growing up to do”. Tentang orang tua yang meninggalkan anaknya supaya dapat tumbuh dewasa. Sekarang saya tinggal sendiri, mandiri di ibukota tanpa kehadiran mereka. Jujur saya benar-benar memulai hidup baru. Hidup tanpa aturan dari mereka. Hanya Allah yang senantiasa ada dalam aturan sehari-hariku. Dengan aku yang kini hidup sendiri, aku banyak belajar tentang bagaimana cara belajar bertahan hidup. Dikala sakit, badan demam, kepala berat saya masih harus keluar membeli obat untuk menghilangkan rasa sakit itu.
Teringat bahwa saat ini menjelang bulan Ramadhan. Tak terfikir olehku bahwa Ramadahan kemarin adalah Ramadhan terakhirku di Surabaya bersama mereka. Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan pertama yang kulalui jauh dari mereka. Aku benar-benar menyesal Ramadhan kemarin saya sangat jarang melalukan sholat tarawih. Dimana disana masih banyak kesempatan untuk berjamaah dengan mereka. Dan saat ini kesempatan itu akan jarang terjadi.

Puasa dirumah, pasti akan lebih ribet, lebih repot dari hari biasa. Saat eyang putri masih sehat, pasti eyang memasak special setiap harinya. Uang belanja menjadi membengkak karena sebelum makan malam harus ada ta’jil yang banyak. Entah itu pastel, martabak, lumpia, risoles, sosis solo, ketan srikaya, donat, kroket. Super sekali nenek saya, semua kue dan masakan bisa dibuat olehnya. Tak ketinggalan minuman manis es kelapa muda, es selasih, es blewah, es jeruk, es soda gembira, es mega mendung, es campur, es teller, komplit lah tiada tandingan. Masakannya ga kalah heboh, ada rawon, soto ayam, soto daging, sop buntut, ayam goreng, kari ayam, lodeh, cah kangkung dan bermacam makanan berat lainnya. Bener-bener berlimpah dan berlebih-lebihan.
Kemudian saat sahur, saya tidak akan bangun jika tidak dibangunkan oleh mama/abi/eyang. Bagaimana saya bisa bangun disini? Di kost an sendiri? Saya harus memasang banyak alarm neh. Saat disana saya hanya tinggal bangun, makanan sudah siap, makan sambil merem, ngantuk, ga sadar. Ga jarang juga disuapin. Terus setelah makan bantu-bantu ngeberesin peralatan makan (bukan nyuci piring loh). Sumpah saya manja banget. Ga mau kerja. Bisa nya nonton tv ngeliatin para pencari tuhan di sctv sambil pacaran sms an sama pacar. Sekarang? Semua semua saya lakukan sendiri.entahlah bisa berjalan lancar atau tidak (harus bisa nja)

Saya sangat merindukan mereka, saya merindukan saat yang special ini supaya dapat kulalui bersama mereka. Saya sangat merindukan itu.
Kini saya harus bisa melakukan dengan mandiri, menjaga ibadah sendiri, menjaga kesehatan sendiri. Mungkin ini adalah jalan dari Allah supaya saya tidak menjadi sosok yang manja lagi. Dengan terciptanya kondisi jauh dari orang tua. Suatu saat nanti, saya akan kembali ke Surabaya. Bersama berkumpul dengan mereka lagi. Saya sangat ingin membalas jasa mereka tidak hanya dengan kelimpahan materi saja, saya ingin merawat mereka. Menjaga mereka saat mereka sakit, butuh kasih sayang dan perawatan dari apa yang mereka tanam saat mereka masih muda. Saya akan tumbuh menjadi yang mereka mau, untuk menjaga mereka dan menjadi anak yang berbakti. Mama abi eyang... aku rindu...

Senin, 25 April 2011

Indahnya merantau adalah pada saat pulang kampung

Indahnya merantau adalah pada saat pulang kampung” kalimat tersebut saya baca di sebuah status salah satu teman saya di salah satu jejaring sosial. Akhirnya dari kalimat tersebut terlahir juga inspirasi untuk menulis lagi, setelah 4 bulan tidak menulis lagi.

Pada longweekend bulan April 2011 ini saya merasakan bahagia sebagai anak perantau, yaitu pada saat menyambut liburan dan menanti waktunya kembali ke rumah. Persiapan liburan ini sudah saya lakukan satu bulan sebelumnya. Saya berusaha mendapatkan tiket kereta api Jakarta-Surabaya dengan harga murah. Alhamdulillah PT KAI berbaik hati menyediakan tiket promo untuk KA Eksekutif jalur utara dengan harga Rp 100.000,- saja, dimana tarif normalnya bisa mencapai 300ribu keatas. Saya senang adanya program itu, seolah sangat mengerti dengan keadaan kantong seorang CPNS honorer yang SK Pengangkatannya belum juga keluar, dengan kata lain saya hanya diberi honor 900rb rupiah per bulan untuk bertahan di kota Jakarta. Saya tidak mengeluh dengan keadaan itu, karena banyak teman-teman yang lain juga melakukannya dan bahkan mereka berusaha tidak meminta kedua orang tuanya.



Persiapan perolehan tiket itupun saya lakukan pada bulan Maret tepat 30 hari sebelum hari keberangkatan. Setiap pagi saya mendatangi Stasiun Gambir untuk menanyakan tentang keberadaan tiket promo. Bolak balik saya mengantri setiap pagi, hingga akhirnya saya mendapatkan tiket emas itu hohoho, tiket seharga 100rb hanya untuk 4 sheet untuk setiap kereta dan saya termasuk orang beruntung yang mendapatkannya. Ucapkan Alhamdulillah. Dengan diperolehnya tiket itu dapat dipastikan saya pulang ke Surabaya. Begitu juga sebaliknya di kota Surabaya, Abiku membelikan tiket promo tersebut untuk kepulangan saya kembali ke Jakarta karena sifat tiket itu hanya dapat dibeli di kota keberangkatan.

Pada awal minggu menjelang keberangkatan benar-benar merasa bahagia, bersemangat. Saya selalu membicarakan tentang rencana liburan masing-masing bersama teman sesama perantau. Minggu ini benar-benar semangat liburan, hari-hari terasa indah dan berharap segera mencapai akhir pekan hohoho. Kebahagian itu benar-benar aku rasakan sejak awal minggu, detik-detik menyambut hari Rabu kepulanganku ke Surabaya (kota ku tercinta, kota panas namun kemacetan masih jarang). Disana aku sudah tidak sabar untuk memeluk adikku, aku sudah tidak sabar untuk tidur di kamarku yang berwarna ungu dan dingin AC (di kost tidak ada AC, harap maklum) kemudian aku tidak sabar untuk ngandok (makan di luar) dengan Abiku.
Hari rabu pun datang, cerianya hari ini, indahnya hari ini. Euforia Rabu pagi yang indah membawa semangat dan kebahagiaan. Senyuman selalu merekah di sudut bibirku yang tebal tapi sensual ini. Hari itu pun saya mendapatkan sebuah headset dari seorang rekan di kantor. Lumayan lah untuk menemani perjalananku di kereta malam ini. Semangat itu kian menggebu, membuat saya hadir satu jam sebelumnya di stasiun dan menunggu kedatangan kereta Sembrani sampai pukul 19.30 WIB. Terasa lama sekali, karena keinginanku untuk segera sampai ke Surabayaku sudah kian menggebu. Kereta yang membawaku menemui keluargaku sampai juga dan dengan sigap saya masuk untuk menduduki kursi tarif promo itu.

Hup... saya naik dan meninjau segera lokasi saya selama 10 jam lebih kedepan. Kursi tiket dengan tarif promo, yaitu di gerbong kereta 1A dengan nomor kursi 13A. Kursinya di belakang ujung, tidak dekat jendela, dekat pintu dan toilet, namun yang namanya kereta eksekutif sudah cukup nyaman kok, asalkan tidak dapat bonus aroma terapi (bau pipis) dari toilet. Malam itu perjalanan ditempuh dengan cuaca hujan gerimis romantis, dingin, dan mengantuk. Saya selalu berkomunikasi dengan orang rumah dan seseorang yang memang selalu menunggu kehadiranku untuk disisinya (namanya dirahasiakan) karena semua juga sudah pada tahu siapa dia. Sepanjang malam saya tidur di kereta, dengan frekuensi setiap dua jam terbangun dan pipis (beser cuy). Saya pun tidur dengan memangku bawaan yang berisi Happy (laptop pink hadiah dari kekasih) sebagai upaya preventif dari pada kehilangan. Pagipun menjelang di kereta, pukul 05.00 perut ku bergejolak, bukan untuk ke belakang, tapi saya kelaparan. Hooo di Stasiun Bojonegoro saya membeli nasi pecel seharga 10rb rupiah (larang cuy) dan ga enak pula (pedes, ga asin) ketipu *lupa karena ini jalur utara jadi ga mungkin lewat Madiun yang terkenal enak dengan nasi pecelnya.

Kamis pagi yang indah akhirnya kuinjak juga bumi Surabayaku. Senangnya... Indahnya... merasakan sebuah keluarga dimana kedatanganmu sangat ditunggu, di rumah selalu ada yang menanti, dan mengharapkan kepulanganmu saat liburan. Di telpon dan di sms untuk mengetahui posisi dimana dan Abiku sudah menungguku di Stasiun Pasar Turi. Hooohoho rupanya dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu anaknya yang gendut ini dan segera mengajak untuk andok hohoh. Abiku tetap abiku, yang selalu pelupa alias ceroboh. Abiku menjemputku menggunakan motor, tapi hanya membawa satu helm. How sweet, akhirnya pagi inipun saya menginjak bumi Surabaya dan sekaligus melanggar norma lalulintas. Saya merasa santai saja, karena ini adalah kita Surabaya, tanah kelahiran, daerah kekuasaanku, jadi bisa berkelit dan gesit untuk menghindar dari cegatan polisi. Keheranan menyelimuti pikiranku saat melihat di setiap sudut jalan terdapat banyak Polantas sepanjang perjalanan dari Stasiun Pasar Turi ke Sidotopo. Entah hari itu ada event apa, namun banyak sekali polisi yang berjaga sepanjang jalan. Setahu saya hari kamis ini adalah hari Kartini, namun apa hubungannya ama polisi, saya juga males memikirkan, yang penting saya harus sampai rumah tanpa kena tilang (titik).

Setelah dirumah saya bertemu dengan eyangku (yang memang hanya tinggal satu), mama dan pembantuku. Yap mereka semua kompak mengatakan saya tambah gendut. Olrait saya memang menggendut banget dan mungkin ini masa kegendutan maksimal yang saya capai. Dan sepertinya semua orang yang bertemu saya bilang begitu. Mama, eyang, pembantu, eh sepupu juga ikut-ikutan, tante juga. Oalahh ya wes lah. Itu tandanya saya bahagia hidup di Jakarta (pembelaan alias ngeles). Kemudian saya disambut dengan kepiting kari makanana favorit saya dan pesenan saya sejak lama. Indahnya hari itu.....

Kamis siangpun saya pergi mengunjungi sebuah plaza yang dulu menjadi lokasi tempat saya bekerja di kantor lama, yaitu di Tunjungan Plaza, saya makan siang bersama teman-teman kantor. Namun saya tidak makan disana karena saya harus menghabiskan Kepiting Kari di rumah yang dibuatkan special oleh eyang putri ku tercinta. Senangnya, nikmatnya, menikmati bagian dari kepiting kari dengan bumbu yang lezat, sedot sana sedot sini, gigit klatak, makan sumpit bersama adik. Humm.... baiti jannati (rumahku memang surgaku). Terimakasih eyangku tersayang yang sudah membuatkan makanan favoritku. I love you so much. Kegiatan siang itu tidak lupa aku isi dengan berkelana di Surabaya yang panas itu dengan menjemput adikku dan membeli minuman favorit kita saat dulu yaitu es Sadel Coklat (Sari Kedelai) di Taman Prestasi.
Rencana liburanku memang sudah dipersiapkan oleh keluargaku, bahkan abiku sampai menyewa mobil supaya aku bisa jalan-jalan keluar kota untuk hari Jumat besok. Dan malam itu saya menjemput kedatangan hunba bersama keluargaku. Kami berencana hanya jalan-jalan dan mencari angin eh malah menjemput kedatangan hunba. Yeah manis sekali, kami sekeluarga menjemput nya di Purabaya. Indahnya malam itu saya bisa berkumpul dan bercengkrama dengan orang-orang terkasih. Kami membeli makan malam dan akhirnya pulang kerumah. Yeah karena terlalu malam dan besok kami harus berangkat pagi, akhirnya hunba menginap di rumahku. Asikkkk.....

Hari Jumat kami sekeluarga plus hunba pergi ke Pacet untuk menikmati liburan. Pacet yang dingin dan romantis benar-benar suasana yang mendukung untuk mengusir kepenatan ibukota. Adanya pemandangan gunung, pematang sawah dan udara yang sejuk mampu menghilangkan kestressan yang biasanya lahir karena ibukota yang suram itu. Hujan rintik kemudian disusul hujan deras kina menambah dinginnya udara. Saya tetep merasa hangat karena ada orang terkasih yang selalu disisi saya. Bahkan sempet saya berjalan dengan menggandeng dua tangan lelaki yang saya cintai, sisi kiri tangan abiku, sebelah kanan tangan hunba. Menyenangkan sekali bukan.

Disana saya bertemu dengan mantan pembokat saya yang memang tinggal di daerah Pacet dan sekitarnya. Saat itu saya menemukan lagi kebesaran Allah. Dengan judul “Gusti Allah mboten sare”. Dulu saat saya SMP, si Pembokat ikut bekerja di rumah saya. Saya punya kaos warna ungu kesukaan saya, dan kaos itu raib menghilang padahal baru sekali saya pakai. Waktu itu dalam pikiran saya sudah curiga dengan menghilangnya kaos itu, pikiran buruk menghiasi otak saya. Namun seiring berjalannya waktu saya melupakan itu, namun saya masih ingat benar modelnya (namanya juga yang pernah punya kaos itu). Eh saat saya berjumpa kembali dengan si pembokat, dengan senangnya dia mengenakan kaos ungu kesayangan saya itu. Bagusss... manis sekali. Yeap saya sekarang sudah ikhlas dengan menghilangnya kaos itu, dan sekarang saya sudah tahu keberadaan kaos itu. Yeah, hal yang sama juga terjadi dengan beberapa barang saya yang hilang saat itu, seperti baju-baju yang lain dan kaca mata renang saya. Huf...

Hari itu dilanjutkan dengan memancing di tempat favorit saya dan hunba, yaitu di “Sumonggo Pinarak”. Saya sudah tiga kali mengunjungi pemancingan dan lesehan itu. Pertama dengan hunba berdua saja, kemudian dengan teman-teman Forsam (organisasi saat kuliah), ketiga ini bersama keluarga+hunba. Menyenangkan sekali bukan. Maunya mancing malah ga dapet ikan sama sekali. Si hunba mengajak untuk memancing di kolam kecil, tapi saya menolaknya. Itu mah untuk kelas beginner. Yeaps dan benar, ternyata si Nene (adik saya) dan Sabrin (keponakan saya) memancing disana mendapatkan 5 ekor ikan tombro besar besar. Abiku pun ikut2an mancing. Yeaps hasilnya kami harus makan banyak ikan (mabok ikan). Sumpah parah parah parah *nyerah ga bisa berdiri.



Hari sabtu saya melewatkan waktu bersama kekasih full. Dari pagi kami sarapan bareng, karaoke, main ke tempat sodara dia, makan bakso favorit saat kuliah, mengenang sepanjang perjalanan melawati kampus tersayang, dan makan nasi bebek sepiring berdua. Sempet sebel juga sih sore itu. Seseorang yang selama ini dipercaya ternyata sms-an dengan perempuan lain, terus ketahuan. Manis sekali bukan? Hmmmm hubungan jarak itu dibina dengan kepercayaan, tapi sepertinya terancam rusak. Ya sudahlah soal itu saya tidak mau membesarkan sesuatu yang tidak layak untuk dijadikan masalah. Saya akan menata yang lain yang jauh lebih penting dari itu.
Setelah itu ini adalah saat – saat paling menyedihkan, malam terakhir aku di Surabaya. Menyedihkan sekali. Perasaan yang dari semua-muanya bersama, besok saya harus kembali ke Jakarta dan melakukan semua-muanya sendiri lagi. Ga enak banget rasanya. Yang sudah bisa makan bareng mama-abi-nene sekarang harus sendiri lagi. Yang bisa kemana-mana bareng sekarang harus sendiri lagi. Ga enak banget. Malam itu menjadi malam perpisahanku dengan hunba. Sekali lagi saya merasa lelah merasakan tidak nyamannya masa peralihan ini. Sesek banget rasanya di dada #edisi curhat disisipkan. Hihihih....

Minggu pagi saya kembali ke Jakarta dengan segala perlengkapan dan oleh-oleh yang disiapkan oleh sang mamaku tercinta. Kepergiankupun diantar oleh formasi lengkap. Semua keluargaku dan hunba. Hiks... melow banget suasana waktu itu. Yeah saya memang harus kembali ke Jakarta. Cuaca hari itu mendung, semendung hatiku yang mungkin adalah menangis karena meninggalkan yang aku cintai di Surabaya.

Perjalanan kembali ke Jakarta, saya mendapat tiket promo lagi. Tempat duduk saya kali ini lebih eksklusif, hanya ada satu bangku dan tidak ada sebelah saya. Gerbong 3 nomor 1A. Bagus lah aman tentram jaya. Saya isi kegiatan di kereta dengan menulis blog ini dan menonton film di laptop. Menyenangkan sekali bukan (terlepas dari kesedihan melepaskan semua yang saya cintai).

Jika membaca-baca lagi tulisan diatas saya jadi teringat bahwa saya seperti anak SD yang menceritakan bagaimana liburan sekolah nya. Ah... senang sekali, memang itu kebahagiaan yang aku rasakan. Cerita diatas menggambarkan tentang pengorbanan yang harus ada dalam mencapai sesuatu dalam hidup. Saya rela meninggalkan kebahagiaan saya disini untuk berjuang di ibukota #berjuang jare. Ya begitulah kisah saya, bahwa ketika kita ingin meraih sesuatu kita harus mau meninggalkan comfortzone yang kita punya selama ini. Sekian dari saya untuk dibagi.

Jumat, 07 Januari 2011

Meninggalkan kantor lama PT Dipo Star Finance

Pertama kali aku masuk neh kantor tuwh, aku seneng banget akhirnya ada juga yang mau menampung lulusan cumlaude UNAIR ini. Begh sombongnya nomer satu dech hehehe. Aku seneng, aku penasaran ama neh kantor, dengan gaji sesuai UMR aku terima dengan happy euy. Secara aku udah di tolak dengan timnya Agoes Martowardoyo (aku gagal di ODP mandiri). Nah akhirnya aku join neh ama perusahaan tercinta ini. Setelah aku masuk akhirnya, aku tau ternyata ada hubungan darah antara Dipo dengan Mitsubishi, wah keren juga euy, heheh at least aku bisa bawa nama Mitsubishi lah saat aku ditanya tentang nama perusahaan kerja aku, aku jawab “itu di Finance nya Mitsubishi” keren kan?


Lanjut gan!



3 minggu aku kerja di itu perusahaan, aku berasa pengen resign, ga betah banget, hidup aku disindir-sindir melulu, gara gara aku ga pinter pinter bikin kontrak, gak pinter hafalin dokumen, sedih aku dimarah2in melulu. Pengen cabut dengan segera, akan tetapi… bukan senja namanya kalo gampang menyerah, tapi nama aku iktikaf senja hehhehe! Aku bertahan, mau menghamba, siap diinjak dan dijadikan sesuruhan (lebay banget yak). Itulah anak baru, dianggap anak kemaren sore, padahal aku anak kemarin siang (udah basi dech). Lambat laun berjalan, aku traktir dech senior ge tersayang itu, dengan harapan semoga dya kagak kejam ke aku. Hiks malang banget ya aku.
Bukan demi bulan berjalan, gaji aku naik neh. Aku udah diangkat menjadi pegawai tetap sembari aku mengikuti test demi test cpns (aku cumin focus test di Kementerian Keuangan) entah mengapa. Kisah kesuksesan aku melewati tes cpns ntar aku share di blog aku selanjutnya yah. Aku seneng banget gaji aku naik. Aku diberi pekerjaan baru, untuk men trial n error sebuah bagian pekerjaan baru oleh Mr. Boss yang baik hati dan super santai nan bijaksana. Boss ku top banget dech… Aku menjadi DSO (Dealer Support Office) dimana aku mencoba posisi baru yang bener2 membutuhkan tenaga dan waktu serta kesabaran menghadapi berbagai supplier yang menanyakan turunnya dana dari kantorku… huff…


But, it’s really useful. Karena itu aku bisa menceritakan sebuah permasalahan saat tes wawancara di Kementerian Keuangan. Heg heg heg..
Seiring juga dengan aku berangkat training ke Jakarta. Akhirnya aku naik pesawat juga!!


For the first time I go to Jakarta by plane. Hooo pengalaman yang seru, menyenangkan awalnya. Meskipun ada kejadian tragis yang mampu membuatku sadar arti dari kehidupan, yang membuatku menjadi lebih dewasa. Edisi blog selanjutnya yey!
Yah setelah training yang begitu banyak membawa manfaat bagi aku, banyak kenalan sekaligus cinta sesaat ama seseorang yang salah. Itu ntar bakal aku ceritain juga di blog selanjutnya. Masa – masa training… hum yummy jarang2 bisa nginep di hotel bintang 4 (kolokan sih) tapi itu kenyataan, kenyataannya aku bakal mau keluar duit satu setengah juta hanya untuk tinggal semalam. Mending buat nyicil mobil dech hahhaa. Tiap hati aku makan enak (itu sih udah sering aku lakukan, kalo tiap hari aku ga makan enak, mana mungkin si punya blog yang manis ini punya body segede refrigerator.


Lanjut gan,


Aku cinta kantor ini, aku suka dengan suasana kantor ini, aku suka dengan pekerjaan yang monoton itu-itu saja. Sesekali adalah masalah dengan teman sekantor, ada seorang teman yang sampai sekarang tidak bertegur sapa dengan aku sejak bulan Ramadhan kemarin. Tapi, yah semoga dia mau memaafkan aku di kejauhan sana. Aku suka dengan boss yang baik, rekan kerja yang saling membantu satu sama lain.
Setelah training di Jakarta, aku juga sempet melalui hari – hari yang menyenangkan di Bali bersama mereka. Bersama teman-teman yang benar – benar membuat aku menemui arti dari kata Teman. Teman adalah TEMpat penyaMAN. Jadi emang teman itu adalah sesuatu yang membuat kamu menjadi merasa lebih nyaman dari pada keadaan sebelumnya.
Kini, aku harus melalui hari – hari terakhirku bersama mereka yang aku sayangin, heheh mellow banget yak?


Yah begitulah kesan dan pesan aku di kantor lamaku tercinta, kantor yang menerima fresh graduate yang belom bisa apa-apa ini. Terimakasih untuk pengalaman selama 5 bulan aku bergabung disana. Begitu.

Kiat – kiat lolos CPNS Kementerian Keuangan

Dari judulnya kayaknya sok banget yak, tapi intinya tujuan saya sangatlah mulia, yaitu berbagi buat temen-temen yang ingin bisa lolos test CPNS umumnya, pada Kementerian Keuangan khususnya. Keren kan, saya baik kan? Saya ga sombong kan? Initnya saya mau berbagi, itu saja. Apakah nanti kedepannya akan bermanfaat atau enggak, itu tergantung kalian yang melakukan. Kalo setelah membaca blog ini, kalian lolos, itu karena saya, kalo ga lolos, itu karena kalian hahaha!
Okelah lanjut ajah yah teman blog ku…


Seleksi Penerimaan tersebut terdapat 5 tahap yaitu:

1. Tes Administrasi
2. Tes Kemampuan Umum
3. Tes Psikotest
4. Tes Kesehatan dan Kebugaran
5. Tes Wawancara


Okay, mulai dari awal, yaitu memasuki tahap awal :

1. Tes Administrasi

Sebelum dibukanya pendaftaran, mereka sebelumnya sudah pasang pengumuman tuwh apa ajah yang diperlukan kelengkapan apasaja yang dibutuhkan. Mulai dari SKCK, Surat Sehat, Surat bebas Napza, Kartu Kuning dan lain – lain. Segala tetek bengeknya harus segera disipakan euy!
Kemudian pas pendaftaran dibuka, segera dech daftar, jangan ditunda lagi, keburu penuh itu jaringannya!
Kemudian saat pengiriman berkas, kamu kudu nurutin permintaan dan segala ketentuan dari tuwh website. Meskipun timbul makna multiinterpretasi. Semua kudu dipenuhin, wajib mutlak hukumnya. Setelah itu Semoga sukses ya untuk tes ini.

2. Tes Kemampuan Umum

Pada tes ini yang harus disiapkan adalah kemampuan Bahasa Inggris, karena kita akan diperintahkan untuk mentranslete kalimat-kalimat dari bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Kemudian pelajaran matematika pas jaman SMA tuwh, mulai dari kubus, kecepatan, dan lain – lain. Yang jago matematika siy pasti gampang banget ngerjain ini. Lingkaran, kubus, balok, kerucut yang dipotong nah ntu pelajarin dech.


3. Tes Psikotest

Khusus tes ini, tidak banyak yang saya bagi. Hanya satu, beli bukunya dan pelajari dengan tekun sesuai dengan perusahaan apa atau bagian apa yang kamu mau ingini, sesuaikan. Silahkan membeli banyak buku psikotest, silahkan belajar menggambar, menghitung cepat (pauli test) dan pengembangan diri.

4. Tes Kesehatan dan Kebugaran

Saat mengetahui saya akan menghadapi test ini, benar-benar depresi. Badan segendut ini, bayangkan bruto 61kg, dengan tinggi hanya 153 (masuk kategori obesitas berlebihan, berat sana berat sini, ga cukup pake baju dan suka mengantuk) seperti saya ini bisa menghadapi tes kesehatan dan kebugaran.
Pada tes kesehatan dan kebugaran, setiap peserta diharuskan mampu berlari selama 12 menit mengelilingi lapangan Stadion Kodam V Brawijaya yang terletak di Jalan Brawijaya Surabaya. Dan berlari shuttle run (bukan shuttle chock) yaitu lari membentuk angka 8 selama 3 putaran. Nah lhuu kebayang apa yang ada dibadan saya yang sebesar refrigerator.

Alhasil dari dukungan orang terdekat, mama, papa, om Andik yang gesit (yang polisi dan jago lari soalnya kerjaannya ngejar Bandar narkoba euy) saya latihan lari sejak lebaran. Selama dua minggu saya lari mengitari kompleks perumahan (gang di kampung sebelah yang lebih luas dari pada gang rumah saya yang kecil, sempit nan dekil) apaan siyhhh heheh! Sungguh berat bagi saya untuk mengawali hari dengan berlari. Bila diperlukan lari menggunakan baju sauna yang mengeluarkan banyak keringat segede jagung abo… hoooo

Saat seminggu terakhir, saya latihan on the spot. Lari dan latihan di medan pertempuran, pagi buta saya datangin itu stadion, alhasil stadion belon buka, sampe saya dan mamah kenalan ama si pak penjaga tuh stadion, kenal akrab malahan! Hebat euy, biar dibukain pintu untuk hari hari kedepannya. Meskipun ujan, becek ga ada ojek, saya tetep latihan, keren ya aku!

5. Tes Wawancara

Pada saat tes ini saya benar-benar melakukan persiapan dengan benar. *banyak banget kata benarnya*. Disini saya ditanya tentang berbagai pengalaman organisasi yang saya tulis di CV. So ketika akan menulis CV, harus jujur. Mulanya saat saya bertemu dengan dua pewawancara yang sangat menakutkan dan menyeramkan. Terdiri dari satu Bapak dan satu Ibu. Si Bapak biasa "lumayan" dalam memberikan sambutan. Si Ibu yang bikin keki, memberi pandangan sinis dan seolah-olah "siapa sih kamu, bisa apa? ga pantes ah kamu disini". Kalau kita tidak tahan banting dan tahan menghadapi hal-hal seperti itu, insyaAllah kita bakal grogi dan ketakutan. Saya yakin itu dilakukan untuk menguji mental kita. Menguji apakah kita siap untuk membiarkan diri kita dikenali dan berhadapan dengan orang-orang seperti itu. Jadi tips dari saya, harap selalu tenang dan jangan tegang, rileks dan selalu tersenyum menawan, percaya diri bahwa saya memang cocok diterima di Kementerian ini.

Pertanyaan-pertanyaan yang ada yaitu seperti :
a. Hal apa yang membuat anda merasa sukses dalam hidup anda?
b. Mengapa anda merasa sukses?
c. Apa yang ada lakukan untuk menuju kesuksesan itu?
d. Hambatan apa yang anda temui?
e. bagaimana anda menyelesaikan masalah tersebut ?!

ditambah lagi beberapa pertanyaan :
f. Hal apa yang membuat anda merasa gagal?
g. Kenapa kok gagal?
h. Bagaimana anda bangkit dari kegagalan itu?

dan banyak pertanyaan lagi.
Kemudian pertanyaan seputar kegiatan apa saja yang pernah dilakukan di kantor, di kampus, seperti organisasi, lomba, sampai mentoring. Semua itu akan ditanya secara mendetail sedetail detailnya.

Tips dari saya, manakala tidak mempunyai pengalaman berorganisasi, maka janganlah berbohong dengan mengatakan saya pernah berorganisasi, nanti malah ketahuan dan mereka akan mengejar jawaban demi jawaban yang kamu lontarkan! seolah mereka minta pembuktian hohohoh!

Okey sekian tips dari saya, semoga tidak tersesat

Alhamdulillah diterima di Kementerian Keuangan

Halo teman- teman pembaca blog aku, ada kabar gembira neh dari siy empunya blog ini. Siapa lagi kalo bukan saya sendiri. Alhamdulillahirobbil alamin, saya diterima di Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Pada tanggal 3 November 2010 lalu, pengumuman itu saya lihat dengan perasaan yang kian menggebu – gebu, gublak gubluk kagak bisa tidur saya. Perut sakit, ga karuan karuan, badan panas dingin, pengen pingsan, pengen boker, semua perasaan itu campur aduk, gelisah saat tiada kabarmu kucuriga, (jiyah jadi kabarnya si Zivilia).
Malam menjelang menyongsong tanggal 3 November 2010, detik detik menyambut kabar baik itu, pas banget laptop aku bermasalah, mana kebelet boker lagi, yuahhh mantab dech rasa resah dan gelisah. Jiah maksudnya apaan neh laptop aku yang notabene nya barang bekas bin rongsokan (mamah aku ketipu banget neh ama yang jual neh laptop (sebel aku kalo inget-inget itu). Untung ajah kematian tuwh laptop ga berlangsung lama, hanya sebatas mati suri. Menit – menit belasan sudah terlalui di jam 00.15 menit, akhirnya tuwh laptop sadar kembali kalo aku butuh banget ama dya. Eh trouble lagi di modem ku (indosat sialannn atau modem aku yang murahan yah) entah lah, untungnya dengan terbatuk batuk halaman www.ppcpns.depkeu.go.id itu bisa terbuka, PENGUMUMAN 13 PESERTA LULUS TEST…
Untuk kota Surabaya…
Loading for open adobe reader page…
Dan crtl.F, ketik IKT… search,.. ting… nama aku ada tuwh, huahhh leganyaaa kayak abis melahirkan, kayak habis boker, lega selega leganya, mamakkkkk saya lolos mak! Nasib aku bakal berubah mak, pengorbanan mama, papa dan kluarga besar terbayar sudah. Padahal aku udah beban mental neh. Semua teman, semua sodara udah pada tau kalo aku ikutan test ini, mulai dari tetangga, eyang, om, tante, budhe, sampe tetangga budhe smua pada tahu kalo aku nunggu neh pengumuman. Alhamdullilah untung hasilnya positif, kalo kagak, aku bisa mati beban mental euy.
Akhirnya nasib aku berubah juga, aku ga jadi anak mama yang masih mama-mama an. Tapi jujur, perasaan yg aku rasain saat itu, aku sedih, ge bakal terpisah jarak yang lebih jauh dari si hunba culun. Karena aku di tempatkan di Badan Kebijakan Fiskal, dan tuwh kantornya cuman ada di Jakarta doank. Ibukota seolah momok serem bagi aku, lebih serem dari pada jelangkung di angker batu dech. Aku sama sekali ga siap buat hidup di kota kejahatan itu. Serem euy, tempatnya si bonek mania di musuhin (padahal aku juga bukan bonek mania sih).
Yeah sekarang tinggal persiapan lahir dan batin aku buat hidup, berjuang, banting tulang, gulung-gulung di ntu ibukota.. ele ele. Persiapan lahir, seperti, aku bakal ngekost dimana ? nah itu syarat kost an yang bakal aku huni : kamar mandi kudu bersih dan layak untuk seorang cewek yang cantik jelita kayak aku neh, kost an yang bersih – sifat wajib neh, karena dasarnya aku bukan orang yang rapi, aku bukan orang yang bersihan, aku orang yang jorok, masak iya kalo aku jorok, dapet kost an yang jorok pula, mau jadi apa kamar hunian aku. Begh, kalo jorok bin kewmmproh ntar aku bisa dapet temen tidur donk, bareng kecoa, semut ama si mr.micky oowhhh nooo! Jangan please… hoho jadi yang merasa jadi Sodara sepupu aku yang paling ganteng sedunia (kalo ada maunya ajah bilangnya gitu), cariin aku kost an yang layak huni untuk saya. Eh jangan lupa yang ada Air conditioner nya juga yah (bodo amat ama global warming. Salah sendiri, aku di tempatin di Ibukota yang panas nan rentan banjir itu ditambah macet pula. Yang ngebuat orang sabar kayak aku jadi naik darah… huf.

Kamis, 20 Mei 2010

Lika Liku mencari Pekerjaan

Sedikit ingin berbagi dengan pembaca setia blog ku (koyok onok2o ae sing mbaca) aseline ga onok sing moco...
Saya bener2 ingin berbagi tentang kegalauan hati ini
Betapa susahnya mencari pekerjaan

Rasanya prestasi-prestasi yang dulu saya ukir sejak kecil, sama sekali tidak berguna bilamana kita tidak kuat dalam bahasa inggris, matematika, dan mempunyai penampilan yang menarik... dan satu lagi yang terpenting punya koneksi di suatu perusahaan...

Disini saya menghilangkan faktor keberuntungan. Keberuntungan adalah faktor terbesar setelah kepandaian. Fakor tersebut hanya bisa kita dapatkan dengan berdoa. Hanya campur tangan Tuhan yang bisa membuat kita beruntung. Karena itu kita harus selalu berdoa. Janganlah berdoa meminta ini itu, tapi berdoa lah dengan banyak banyak mengucap syukur kepada Nya, karena dengan kita mengucap syukur kepadaNya, rejekiNya yang Maha Luas akan diberikan kepada kita lebih-lebih dan lebih melimpah lagi. Amien ya Allah, semoga saya selalu menjadi hambaMu yang senantiasa bersyukur.

He'eh ampe lupa mau cerita tentang point pentingnya....

Ga guna banget deh ketika saya SD saya juara lomba baca puisi, jadi murid teladan di SD. Juara baca puisi mulai dari sekecamatan, kotamadya ampe Propinsi. Selalu rangking 1 atau 2 (kagak pernah rangking 3... songong) dan ga pernah keluar dari 10 besar sepanjang saya sekolah dan kuliah. Juara fashion show, menari, senam... sampai saat kuliah pun, saya aktif di keorganisasian, IPK cumlaude, ikutan lomba dan lain-lain. Semua itu ga guna, ga ada nilai plus di mata perusahaan untuk menerima saya dalam pekerjaan kalo saya ga bisa ngelaluin yang namanya psikotest.

Ngomong-ngomong soal Psikotest, huf... kalo dari dulu gitu,mending saya les psikotes ajah terus, ga usah sekolah, ga usah kuliah. Cukup pinter Bahasa Inggris, cukup bisa menghitung selembar kertas A3 yang berisi angka, dan belajar muter-muterin, menggulang gulingkan kubus, that's enough... Saya juga heran, apakah dalam standard semua perusahaan dalam menerima pegawai yang seperti itu. Ditambah lagi dengan ulah Psikolog atau apalah namanya yang sok-sok banget yang katanya di bidang keilmuannya bisa menilai dan menentukan orang tersebut layak atau tidak bekerja dalam perusahaan atau tidak. Hanya dengan berbicara pada kita selama 5 menit sudah menilai dan mengetahui bagaimana kepribadian kita (sok bangeet kan). Apalagi tes psikotes selalu ditaruh diawal. Ini yang paling penting, saya selalu gagal di Psikotest. Entahlah apa yang membuat gagal. Semula saya mengira saya terkena gangguang jiwa, tapi kalau saya pikir lagi, hm... penilaian psikolog yang begitu subjektif yang membuat saya terjegal dalam tahap itu. Sungguh tidak ada hubunganya manakala kita hendak melamar menjadi seorang "legal corporate" namun kita disuruh menjawab soal yang berhubungan dengan menggulang gulingkan kubus, menggabungkan bangun-bangun datar yang terpotong - potong.

Mengapa tidak ditanyakan tentang sebuat permasalahan hukum, dan kemudian kita ditanya bagaimana problem solving dari case tersebut. Itulah yang dicari dari seorang Legal. Dimana dia menggunakan kemampuan benar benar sesuai dengan bidang keilmuannya. Bukan dengan kemampuan numerik, menghitung, verbal, dan apalah segala tetek bengek psikotest itu. Juga satu hal yang saya mau bagi disini.
Semua perusahaan rata-rata menggunakan Soal PSikotest yang sama. Ga berkembang banget.Edisi Revisi 1999... Hoah sekarang sudah tahun berapa? dan saya sudah menjalani soal Psikotes itu sudah ke 8 kalinya dengan soal yang sama.

Saya sampai lekat dengan beberapa pertanyaan itu :
1. Berapa jarak surabaya jakarta?
2. Siapa penemu Penicilin?
3. Berapa diameter uang Rp 50?
4. Berapa tinggi rata- rata anak usia 10 tahun?

apakah pertanyaan -pertanyaan ini yang dibutuhkan untuk seorang legal? officer? atau apalah?? hHahahahaha sungguh suatu sistem yang aneh dan ketinggalan. Benar-benar tidak sesuai dengan kompetensi nya. Kalo begitu tidak perlu kita belajar di Fakultas lain,cukup masuk Fakultas Psikologi saja .... cukup. Sehingga kita bisa tau bagaimana cara menjawabnya. karena yang diujikan adala standard keilmuan tersebut.

Bahasa Inggris dengan standard 500(saya sangat mengerti dan wajar, memang kemampuan Bahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk era saat ini).Kemampuan Bahasa Inggris both oral and written sangat wajar dan memang perlu. Untuk itu buat pembaca yang bahasa Inggris kurang, harus segera berbenah,karena tidak akan laku jika tidak bisa BAhasa tersebut, bahkan itu lebih penting daripada Bahasa Indonesia kita sendiri (ironis memang,apalagi kalo inget nilai UAN sekarang) HAhhahaha saya hanya bisa tertawa.

Selain itu juga ada yang penting lagi. KOneksi, alias jaringan untuk diterima dalam perusahaan itu alias KKN atau bahkan faktor rasis mungkin ya.
ini sepenggal kisah saya dan teman - teman saya... saya akan tulis di blog selanjtnya... okeh